[CYBER NEWS] Rekor 3 Raksasa Besar Media Sosial Tumbang Terlama, Ternyata Biang Masalahnya Ini

 


Ara-Gen - Aplikasi Facebook, Instagram, dan WhatsApp perlahan mulai kembali bisa diakses setelah mengalami tumbang kurang lebih selama enam jam rekor tumbang terlama yang pernah dialami Facebook.


Facebook tumbang di Senin pagi ketika orang-orang sibuk bekerja, bahkan hingga penutupan pasar saham, pemadaman masih terjadi. Saham Facebook kemarin turun sekitar 15 persen, tulis TechCrunch.


Seorang karyawan Facebook, menurut laporan wartawan teknologi New York Times, Sheera Frenkel di akun Twitter-nya, juga tak bisa masuk ke gedung Facebook saat terjadi pemadaman.

“Baru saja ditelepon seseorang yang bekerja untuk Facebook dan menjelaskan bahwa karyawan tidak dapat masuk ke gedung pagi ini (baca: kemarin) untuk mulai mengevaluasi pemadaman karena kartu masuk mereka tidak berfungsi untuk mengakses pintu,” kata Frenkel.

Gara-gara pemadaman itu, Facebook langsung mengirimkan permintaan maaf melalui akunnya di Twitter (@facebook). Meminjam aplikasi pesaingnya itu, perusahaan milik Mark Zuckerberg mengatakan, “Kami menyadari bahwa beberapa orang mengalami kesulitan mengakses aplikasi dan produk kami. Kami sedang berupaya agar semuanya kembali normal secepat mungkin, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tulis Facebook.

Kepala Teknologi (CTO) Facebook Mike Schroepfer pun turut berkicau di Twitter (@schrep) dan mengatakan permintaan maaf. “Dengan tulus hati, mohon maaf kepada semua orang yang terkena dampak penghentian layanan yang didukung Facebook saat ini. Kami mengalami masalah jaringan dan tim bekerja secepat mungkin untuk men-debug dan memulihkan secepat mungkin,” tulisnya sekitar tiga jam dari artikel ini ditulis.

Namun, pada Selasa pagi waktu Indonesia, sekitar 1,5 jam lalu, Mike kembali bercuit bahwa layanan sudah kembali normal.

“Layanan Facebook kembali online sekarang–mungkin perlu waktu untuk mencapai 100 persen. Untuk setiap bisnis kecil dan besar, keluarga, dan individu yang bergantung pada kami, saya minta maaf,” ujarnya.

Dalam waktu yang sama, Facebook juga kembali men-tweet untuk memberitahu bahwa layanan kembali bisa diakses.

“Kepada komunitas besar orang dan bisnis di seluruh dunia yang bergantung pada kami: kami minta maaf. Kami telah bekerja keras untuk memulihkan akses ke aplikasi dan layanan kami dan dengan senang hati melaporkan bahwa layanan telah kembali online sekarang. Terima kasih telah menemani kami,” tulis Facebook.

Masalah BGP




Sejumlah analis di Twitter mengomentari tumbangnya Facebook dan platform digitalnya. Mereka melihat ada masalah di perutean Border Gateway Protocol (BGP).

Brian Krebs, mantan wartawan Washington Post yang kini fokus di investigasi keamanan siber di KrebsOnSecurity.com, mengatakan bahwa masalah pemadaman karena ada pembaruan BGP.

“Dari sumber tepercaya: orang dalam sedang berupaya pemulihan Facebook mengatakan: pemadaman karena pembaruan rutin BGP yag salah. Tapi, pembaruan ini memblokir pengguna jarak jauh untuk memulihkan perubahan, dan orang-orang dengan akses fisik tidak memiliki akses jaringan/logic…,” kata Krebs.

Hal sama juga disampaikan CTO Cloudflare John Graham-Cumming mengatakan bahwa Facebook dan layanan lain terkait menghilang di internet dalam serangkaian pembaruan BGP. Berikut ini penampakan dari catatan Cloudflare.

Pantauan Cloudfire.

Laporan BleepingComputer menyebutkan masalah perutean BGP menjadi penyebab pemadaman Facebook dan platform digitalnya di seluruh dunia.

Di situs web outage.report, pemadaman hampir merata di seluruh dunia, dengan terparah di Amerika Serikat dan Eropa, bahkan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia juga terkena dampak pemadaman. Pengguna WhatsApp di Indonesia, misalnya, baru bisa menggunakan layanan kembali pada Selasa pagi sekitar pukul 05.47 WIB.

Pada awal-awal Facebook tumbang, menurut BleepingComputer, peramban web (browser) menampilkan kesalahan domain name system (DNS) saat mencoba membuka situs webnya. Dengan server DNS tidak bisa dijangkau, tidak mungkin untuk terkoneksi ke situs web Facebook.

Ternyata setelah beberapa jam kemudian, masalah utama baru diketahui dan “jauh lebih buruk dari itu (kesalahan DNS, red)”.

Menurut Giorgio Bonfiglio, manajer akun teknis utama Amazon AWS, beberapa perutean Facebook tiba-tiba menghilang dari tabel perutean BGP sehingga menyebabkan tidak mungkin terhubung ke layanan apa pun yang di-hosting di alamat protokol internet (IP) mereka.

BGP ialah protokol yang membuat internet modern sekarang ini bisa bekerja dan bagaimana perangkat atau komputer di dunia dapat saling terkoneksi.

Untuk lebih mudah dipahami ialah, protokol perutean BGP ini mirip halnya “sistem pos” internet, yaitu memfasilitasi lalu lintas dari satu sistem jaringan (otonom) ke sistem jaringan lainnya.

Ketika sebuah jaringan ingin terlihat di internet, maka jaringan itu perlu mengiklankan rute mereka, atau istilahnya prefixes, ke seluruh dunia. Jika prefixes ini dihapus, tidak ada orang lain di internet yang tahu bagaimana mengoneksikan ke server jaringan tersebut.

Jika diterapkan di kasus Facebook, pendek kata, saat prefixes tersebut dihapus, tidak ada yang dapat terhubung ke alamat IP Facebook dan layanan yang menjalankannya.

Perutean prefixes Facebook mulai terlihat pada Senin sore pukul 17.00 waktu setempat di tabel perutean BGP di jaringan lain. Dengan prefixes ini yang sedang diiklankan di internet, pengguna dapat terhubung ke Facebook, Instagram, dan WhatsApp lagi.

“Tidak jelas apa yang menyebabkan pemadaman hari ini, tetapi kemungkinan karena kesalahan konfigurasi, seperti banyak pemadaman terkait BGP lainnya di masa lalu,” tulis BleepingComputer.


Postingan Komentar

Lebih baru Lebih lama