Seorang Mahasiswa Menguras Dompet Kripto Usai Mengambil Alih Nomor Ponsel Korban

 


Ara-Gen - Seorang mahasiswa University of California San Diego, Amerika Serikat, bernama Richard Yuan Li didakwa pada 26 Agustus lalu dalam kasus skema pertukaran kartu telepon (kartu SIM) yang melibatkan pencurian nomor telepon dan akun online, lalu digunakan untuk memeras setidaknya 40 orang dalam cryptocurrency dan pembayaran lainnya, menurut rilis baru Departemen Kehakiman AS. dibagikan pada hari Senin.


Menurut dakwaan, Li meyakinkan layanan pelanggan Apple pada 2018 untuk mengiriminya iPhone 8 pengganti untuk iPhone yang dia klaim hilang melalui pos. Li dan yang lainnya kemudian meyakinkan operator untuk mentransfer nomor telepon korban ke iPhone 8 untuk mengendalikan akun mereka dan dalam beberapa kasus, menguras dompet kripto mereka secara langsung.


Dokumen Dakwaan Asli bisa anda dapatkan disini : Dokumen Dakwaan Pencurian Kripto.


“Li dan rekan konspiratornya menghubungi para korban dan menuntut agar mereka membayar uang tebusan untuk menghindari kerugian lebih lanjut, termasuk peretasan akun tambahan, hilangnya cryptocurrency tambahan, dan penyebaran informasi rahasia korban yang diperoleh para konspirator,” tulis Departemen Kehakiman AS seperti dilansir The Verge, Kamis (16 September 2021).


Jika Li dinyatakan bersalah atas semua tuduhan, termasuk penipuan kawat, pencurian identitas dan "konspirasi dalam komunikasi antarnegara bagian dengan maksud untuk memeras dan melakukan penipuan dan penyalahgunaan komputer," dia dapat menjalani hukuman 20 tahun penjara dan membayar denda hingga US$250.000.


Pengambilalihan nomor telepon adalah praktik mencuri identitas seseorang dengan menggunakan nomor teleponnya. Biasanya, nomor dari korban yang tidak curiga dipindahkan ke ponsel pelaku - seringkali dengan meminta operator seluler melakukannya - dan kemudian scammer menggunakan ponsel tersebut untuk menyamar sebagai korban dan menguasai akun online mereka.


Kasus Li mengingatkan tentang betapa rentannya nomor telepon diambil alih oleh orang lain. Pada 2019, CEO Twitter Jack Dorsey menjadi korbannya. Di Indonesia, kasus yang menonjol pernah menimpa wartawan senior Ilham Bintang yang berujung pada pembobolan akun perbankannya.


Seperti diketahui, banyak layanan online menggunakan nomor telepon untuk otentikasi dua faktor. Penyedia layanan biasanya mengirim kode OTP lewat SMS ke ponsel. Dengan menguasai nomor ponsel seseorang, pelaku kejahatan online kemungkinan besar dapat mengambil alih atau mengakses akun online milik korban.

Postingan Komentar

Lebih baru Lebih lama