Bahayanya Bertransaksi di Medsos, Ini Kata Ahli.

 

Ara-Gen - Ruang media sosial memang asik untuk menemukan segala macam jenis video lucu ataupun informasi yang baru-baru ini viral, tetapi semakin berkembangnya media sosial seperti Instagram yang update-an terakhirnya sudah menjadi platform yang bukan lagi untuk sharing gambar, tetapi sudah berubah fokus untuk video pendek (reels) dan sebagai wadah untuk marketing sebuah produk.


Diartikel ini akan menyoroti bagaimana bahayanya dan penjelasan ahli tentang bertransaksi lewat Medsos.


Kerentanan yang paling umum saat bertransaksi di Media Sosial ialah ditipu, tidak adanya pihak ketiga (Rekber) yang menjadi penengah atau penjamin transaksi yang aman, tidak seperti platform yang memang ranahnya untuk konsumen dan seller.


InfoKyai/PenipuanOnline


Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto menyarankan masyarakat bertransaksi di platform pasar daring (marketplace) dibandingkan media sosial yang rawan penipuan.


Penipuan yang terjadi biasanya berupa barang yang dibeli tak kunjung dikirim atau diterima. Kasus seperti ini bisa terjadi karena di media sosial, seperti Facebook, transaksi bersifat langsung antara penjual-pembeli, tanpa melalui pihak ketiga.


Hal itu berbeda halnya ketika bertransaksi di pasar daring. Ketika seseorang membeli barang, barang dikirim oleh penjual. Namun, uang yang telah ditransfer oleh pembeli, belum langsung diterima oleh penjual.


"Jadi aman tidak ada penipuan atau memperkecil penipuan, baik sebagai konsumen maupun produsen". Pungkas Henri Subiakto, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika.

Postingan Komentar

Lebih baru Lebih lama