Cara Kerja dan Kesaksian Korban Spyware Pegasus

 

Jakarta - Baru baru ini dunia digemparkan dengan kehadiran spyware besutan NSO GROUP  yang disalahgunakan atau untuk kepentingan-kepentingan tertentu berkaitan untuk pengintaian data rahasia suatu negara atau kelompok tertentu.


Pasti kita akan bertanya-tanya, apakah kita juga akan ikut terintai oleh spyware ini juga? Jawabannya adalah bisa jadi. maka dari itu pemerintah indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia terus memperketat pengawasan dan penjagaan dan BSSN juga turut serta akan menjaga.



Tetapi dilansir dari berbagai sumber dan dari beberapa pakar informatika bahwa virus Spyware ini tidak bisa terdeteksi oleh sistem keamanan apapun sehingga dengan mudahnya lolos dari berbagai macam sistem dan antivirus.


Spyware adalah alat/virus yang gunanya untuk memata-matai objek yang disusupinya


Cara kerja virus ini seperti ini:


Seperti yang dikatakan Profesor keamanan siber di University of Surrey di Inggris. "Anggap saja seolah-olah Anda telah memberikan ponsel Anda ke tangan orang lain." 


Spyware Pegasus dapat digunakan untuk membaca pesan dan e-mail target tanpa diketahui, melihat-lihat foto yang mereka ambil, menyadap telepon, melacak lokasi, dan bahkan merekam dari kamera. Pengembang Pegasus semakin baik dalam menyembunyikan semua jejak perangkat lunak, sehingga sulit untuk mengkonfirmasi apakah ponsel tertentu telah disadap atau tidak, lanjut Woodward. 


Itulah sebabnya belum diketahui pasti berapa banyak orang yang gadgetnya disadap, meskipun laporan baru oleh media internasional mengatakan lebih dari 50.000 nomor telepon menjadi target.


Jadi pada intinya virus tersebut bisa masuk dengan mudah dan mengambil bebebapa data rahasia nan penting, biasanya virus spyware ini berasal dari link-link yang liar ketika kalian sedang berselancar di media sosial ataupun sedang men-download software atau game bajakan yang iklannya disusupi link berbahaya, maka dari itu hindarkanlah mendownload software illegal seperti itu, jika komputer/laptop kalian berisi data rahasia atau project kerjaan kalian sangat berbahaya jika masih menggunakan cara itu untuk mendapatkan software yang gratis tapi berbahaya.


Dalam perkembangannya, ilmuwan komputer sedang mengembangkan sebuah sistem atau antivirus yang dapat melacak virus ini, kita nantikan saja kehadirannya.


Dan dibawah ini terdapat beberapa kesaksian dari jurnalis dan aktivis ditimur tengah korban dari spyware pegasus ini:

Kiri (Alya Alhwaiti), Tengah (Alaa al-Siddiq), Kanan (Ghada Ouiess)


1. Ghada Ouiess, jurnalis Al-Jazeera

Gahada Ouiess, seorang jurnalis perempuan yang bekerja untuk televisi Al-Jazeera, sedang makan malam dirumah bersama suaminya akhir Juni lalu ketika menerima pesan dari seorang kolega yang memintanya memeriksa twitter, Ouiess membuka twitter dan menemukan hal yang mengejutkan: foto pribadinya yang mengenakan bikini disebuah Jacuzzi beredar disana, disertai klaim palsu bahwa foto itu diambil dirumah bosnya.


Hingga beberapa kemudian dia dihujani ribuan cuitan dan pesan langsung yang menyerang kredibilitasnya sebagai jurnalis sebagian menyebutnya sebagai pelacur, yang lain mengatakannya jelek dan tua, banyak pesan berasal dari akun yang tampaknya milik pendukung putra mahkota Saudi Muhammad bin Salman, termasuk beberapa akun terverifikasi milik pejabat pemerintah.


"Saya segera tahu bahwa ponsel saya telah diretas." kata Ouiess, yang yakin dia menjadi sasaran dalam upaya untuk membungkan laporan kritisnya tentang rezim Saudi.

"Selama ini foto-foto itu tidak pernah dipublikasikan dimanapun, hanya tersimpan diponselku." katanya.


"Saya terbiasa dilecehkan didunia maya,  Tapi ini berbeda." tambahnya. "Seolah-olah seseorang telah memasuki rumah saya, kamar tidur saya, kamar mandi saya, saya sangat tidak aman dan trauma." ujarnya.


2. Alaa al-Siddiq, Aktivis Ham ALQST Emirat Arab

Korban lain yang diduga mengalami semacam ini adalah alaa al-siddiq, 33, seorang aktivis Emirat dan direktur eksekutif kelompok hak asasi manusia ALQST.


Telepon Al-Siddq mulai berulah pada tahun 2020, ia curiga perangkatnya telah diretas seperti yang dialami aktivis wanita, menurut rekan kerjanya Josh Cooper, wakil direktur ALQST, dia mengatakan kepada koleganya bahwa dia takut foto pribadinya akan bocor, kata Cooper dan seorang teman aktivis yang tidak ingin disebutkan namanya karena khawatir akan keselamatannya.


Citizen Lab memeriksa telepon al-siddiq dan menemukan tanda-tanda infeksi pegasus, kata Cooper, Nomornya juga muncul didaftar target yang dibocorkan ke Amnesty International.


3. Alya Alhwaiti, Aktivis dan mantan penunggang kuda professional Saudi

Alya Alhwaiti, seorang aktivis dan mantan penunggang kuda professional dari Arab Saudi yang sekarang tinggal dilondon, mengatakan dia yakin dirinya menjadi sasaran hack-and-leak menggunakan spyware pegasus NSO Grourp.


Pada 2018, teleponnya mulai berprilaku aneh: sering heng, dia menerima panggilan dari nomor aneh dan kadang-kadang pesan muncul di layar yang menunjukan bahwa file sedang ditransfer, katanya, pada saat yang sama, dia menerima ancaman dan pesan intimidasi online yang dia yakini berasal dari orang yang terkait dengan pemerintah Saudi.


Alhwaiti adalah penunggang kuda professional wanita pertama di Arab Saudi dan mewakili kerjaan dalam kompetisi antara 2004 dan 2011.


"Saya bermain bagu tapi kemudian saya mulai mengutarakan pikiran saya tentang apa yang terjadi di Arab Saudi, saya menjadi musuh." katanya, merujuk pada aktivisme nya atas pembunuhan Khashoggl pada 2018 dan turut dalam kampanye untuk menghentikan pemindahan paksa suku Huwaitat demi proyek Megacity NEOM futuristik pemerintah Saudi.

Postingan Komentar

Lebih baru Lebih lama